Page 48 - MJ Edisi 7 2018
P. 48
HISTORIA
BEOS Tersibuk dan Termegah
di Masa Kolonial
Stasiun Jakarta Kota tidak asing lagi bagi warga yang tinggal di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
dan Bekasi (Jabodetabek). Sejak masa kolonial Belanda, stasiun tersebut menjadi stasiun sentral bagi lalu
lintas barang dan orang untuk jalur kereta api. Bahkan, pernah menjadi yang termegah di Asia Tenggara.
ejarawan Alwi Shahab men-
Media Jaya/Safran. H Smerupakan satu dari dua sta-
gatakan, Stasiun Jakarta Kota
siun kereta api tertua di Jakarta. Ke-
beradaannya sejak awal menjadi bagian
penting dari jaringan kereta api di Ja-
karta pada masa kolonial. Di awal berdi-
ri, stasiun tersebut dikelola oleh opera-
tor swasta.
Sebelum seperti sekarang, stasiun
Jakarta Kota melayani jalur Jakarta ke
Bekasi. Jalur tersebut dilayani oleh op-
erator swasta yang dikendalikan Bata-
viasche Ooster Spoorweg Maatschapij
(BEOS). Dari sinilah, dugaan kuat kemu-
dian stasiun itu dikenal dengan nama
Stasiun BEOS karena kebiasaan pe-
nyebutan oleh masyarakat kala itu.
Stasiun BEOS dibangun pada 1870
dan awalnya melayani jalur Jakarta–
Bekasi. Sementara, jalur ke arah Bo-
gor dilayani oleh Stasiun Batavia den-
gan operator swasta Nederlandsche
Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).
Stasiun Batavia yang dibangun pada
1869 itu letaknya di belakang gedung
Bank BNI 46 Kota Tua Jakarta sekarang;
sisa-sisa potongan rel masih terlihat.
Lokasi kedua stasiun yang berdeka-
tan dengan dua jalur berbeda ternyata
dinilai tidak efektif. Kemudian, saat ada
kesempatan bergabungnya dua penge-
lolaan jalur tersebut di bawah operator
milik Pemerintah Hindia Belanda, Sta-
atsspoorwegen (SS), rencana pemban-
gunan stasiun yang lebih luas dan baru
langsung dicetuskan.
Warga hendak menyebrang menuju Stasiun Beos atau Jakarta Kota masuk wilayah Jakarta Barat, dibangun sekitar tahun
1887 oleh arsitek Belanda, kini Stasiun Jakarta Kota ditetapkan sebagai cagar budaya pada tahun 1993.
48 Media Jaya Edisi 7 2018