Page 33 - JaKita Edisi 11 Tahun 2021
P. 33

SENI DAN BUDAYA         33




          dengan    lenggak-lenggok     mengikuti   irama   Blenggo    biasa    ditampilkan    pada    acara
          rebana.   Tidak   ada   gerakan    baku    yang   perkawinan adat Betawi, seperti pengiring
          ditampilkan dalam tari Blenggo. Karena itu,  palang pintu. Belakangan tarian ini berkembang
          gerakan tari akan selalu berbeda antara satu  menjadi tari persembahan untuk menyambut
          penari dengan penari lainnya, tergantung  tamu agung. Biasanya pemetasan Tari Blenggo
          penguasaan silat si penari.                       diselingi sholawatan  dan lagu  bernafaskan
                                                            Islam serta lagu khas Betawi, seperti Anak Ayam,
          Namun, secara umum tarian ini mempunyai  Sangrah, Sirih Kuning, Jali-jali, dan Ondel-ondel
          empat gerakan inti, yakni  gerakan salam,  sebagai pengiring.
          gerakan membungkuk, gerakan berputar, dan
          gerakan salam penutup. Empat gerakan inti  Tari Blenggo Rebana dibawakan oleh penari laki-
          memiliki arti  tersendiri. Seperti gerakan salam  laki dengan gaya merunduk dan merendahkan
          melambangkan       keselamatan,     kedamaian,    kaki hingga agak membungkuk. Gerakan ini
          ketentraman,  dan keamanan. Gerakan  ini  mengandung  nilai  bahwa  di  dalam  hidup
          dilakukan dengan posisi badan setengah  harus selalu sopan dan rendah hati, tidak boleh
          membungkuk kedepan seperti gerakan “rukuk”  sombong dan membanggakan diri.
          dalam sholat dengan kedua tangan disatukan
          sebagai simbol salam. Gerakan membungkuk  Busana             yang   dikenakan    penari    Blenggo
          dan merendah sebagai simbol kesopanan.            biasanya baju gamis putih, baju Takwa, atau jas.
                                                            Dipadankan dengan celana panjang, celana
          Wan    Rohman     menegaskan     Tari   Blenggo   pangsi warna hitam, atau celana batik. Sarung
          bukan  silat,  sehingga  tidak  semua  gerakannya  poleng sebagai identitas masyarakat Betawi
          merupakan jurus silat. “Blenggo ini tari yang  dikalungkan di pundak penari. Mereka juga
          gerakannya setengah silat, mengadaptasi  mengenakan peci hitam, merah, atau peci haji.
          jurus  silat  tapi  gerakannya    tak   terarah,  Asesoris seperti gesper haji juga dipakai untuk
          dikombinasikan dengan lenggak-lenggok tarian  menahan bagian perut saat melakukan gerakan
          dan penabuh rebananya  sambil bersholawat  silat. Ayo, siapa ingin  belajar Blenggo?
          atau berdzikir,” ujarnya menjelaskan.                                                          sya

















                                                                                              Wan Rohman,
                                                                                              generasi ke empat
                                                                                              yang melestarikan
                                                                                              Tari  Blenggo,
                                                                                              kesenian Betawi
                                                                                              yang  diadaptasi
                                                                                              dari gerakan
                                                                                              silat yang di-
                                                                                              padankan dengan
                                                                                              lenggak-lenggok
                                                                                              mengikuti irama
                                                                                              rebana.
                                                                                             Foto
                                                                                             Dharma W.


                                                                                                       EDISI 11 TAHUN 2021
                                                                                       Sarana Informasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38