Page 63 - mediajaya-ed-1-2015
P. 63
FEATURE
seseorang dimata kaumnya. dilakukan menjelang perayaan Peh -harga satu renteng petasan senilai
Pasalnya, semakin ia banyak Cun atau perayaan tradisi Cina Rp 200 hingga 400 ribu-an dan
mengadakan suatu kegiatan dan lainnya. dibeli di sekitar Parung Panjang, 33
ke-ria-an, maka akan semakin sering Km selatan Jakarta- hal lainnya juga
pula ia menyalakan petasan. Petasan sendiri beraneka ditambah oleh larangan dari aparat
Suara petasan yang menggelegar ragam bentuknya. Petasan untuk kepolisian untuk menjual belikan
seakan bermakna pemberitahuan orang hajatan, seperti untuk pesta petasan. Suara petasan dapat
kepada khalayak ramai, para perkawainan dan khitanan berbeda diasosiasikan sebagai suara bom
tetangga, kerabat dan handai dengan petasan yang lazim dijual (dan memang tak jauh berbeda,
tolan tentang adanya suatu pada bulan puasa. Petasan untuk terlebih terorisme marak belakangan
acara atau kegiatan. Maklum orang hajatan dijual meteran dan ini). Namun demikian bukan berarti
saja, suara petasan yang nyaring jenisnya tertentu. Rentetan petasan budaya bakar petasan hilang, tetap
terdengar dan menggelegar akan ukuran kecil sebesar kelingking saja ia masih terus dihidupkan
segera memancing orang lain orang dewasa biasanya diseling oleh sebagian warga asli Jakarta
untuk datang dan ingin tahu dengan petasan yang berukuran sepanjang untuk pelestarian budaya
gerangan apa yang sedang terjadi lebih besar, seukuran genggaman dan menyambut kegiatan-kegiatan
di dekatnya. Dahulunya, pukul tangan bayi. diatas.
kentongan bukanlah sesuatu yang Ada pula Petasan yang khusus Maka, dapat dikatakan bahwa
familiar untuk masyarakat Jakarta, dijual saat bulan bulan puasa. Nah bakar petasan adalah sebagai woro-
seperti yang biasa digunakan oleh petasan jenis ini lebih beraneka woro atau pemberitahuan kepada
masyarakat dipedesaan di pelosok ragam bentuk dan pemakaiannya. segenap warga kampong bahwa
Jawa bagian tengah dan timur. Ada yang berbentuk seperti batang ada keramaian dan hajatan yang
Bakar petasan dikalangan koreng api, namanya petasan korek, berlangsung di kampong tersebut.
warga asli Jakarta sejatinya adalah dengan harga murah meriah. Ada “gak rame kalo gak baker petasan”
akulturasi dari budaya Tiong Hoa pula yang bernama janwe (petasan begitu kerap diungkapkan oleh
(China). Dalam tradisi Tiong Hoa, yang menggunakan lidi dan meledak tetua-tetua adat betawi jika mereka
bakar petasan digunakan untuk di udara), petasan teko, petasan menyelenggarakan atau menyambut
menyemarakan pesta tradisi banting (meledak jika dibating suatu acara atau peristiwa.
Cina yaitu pernikahan dengan ke tanah/lantai) dan tentu saja
spiritualitas dasar, yakni mengusir beraneka ragam kembang api. *)Penulis adalah Staf BPTSP Kel. Kayumanis,
roh-roh jahat yang bisa saja Saat ini sudah jarang warga asli Jakarta Timur.
mengganggu perayaan dan pesta. Jakarta yang melestrikan bakar **)Dari berbagai sumber
Selain itu, bakar petasan juga lazim petasan. Disamping faktor ekonomi,
FOTO: IST
Media Jaya Nomor 01 Tahun 2015 63