Page 45 - MJ Edisi 9 2018
P. 45

KULINER


                                                                                 nahnya bukan milik pribadi, akhirnya
                                                                                 berpindah ke pertigaan Poncol hingga
                                                                                 sekarang.
                                                                                    “Alhamdulillah kalau ramai. Semua
                                                                                 tidak  terlepas  dari  pertolongan  Allah
                                                                                 SWT. Berkat doa para tetangga dan
                                                                                 pembeli,  tempat  kami  selalu  dipenuhi
                                                                                 pembeli. Kan di deretan sini ada 3
                                                                                 rumah makan sayur asem yang masih
                                                                                 tergolong saudara kami juga. Tapi, pem-
                                                                                 beli ramainya di sini,” ujar Mulyana yang
                                                                                 dipercaya mengelola rumah makan itu.

                                                                                 Bermodalkan Cabe, Bawang
                                                                                 dan Garam
                                                                                    Bagi Mulyana, Sayur Asem H. Ma-
                                                                                 talih tidak lebih hanya sayur asem Be-
                                                                                 tawi biasa. Kuahnya bening dengan ra-
                                                                                 gam sayuran di dalamnya. Ada jagung,
                                                                                 melinjo, nangka, labu, daun melinjo,
                                                                                 dan kacang panjang. Terkadang, ada
                                                                                 campuran potongan oncom bagi yang
 Rumah makan Sayur Asem Betawi H. Matalih begitu kondang, hingga membuat nama jalan yang semula Jalan Poncol kini disebut   menyukainya.
 sebagai Jalan Sayur Asem. Sayur asem H. Matalih dinikmati dengan nasi panas, serta berbagai lauk seperti ikan, ayam, dan tempe
 goreng.                                                                            Kuah beningnya tak menghilangkan
           bal khas Betawi, lengkap  dengan lala-  pu merubah nama jalan, yang semula   cita rasa sayur asem. Beda sekali dengan
           pannya.                            Jalan Poncol kini berubah menjadi Jalan   sayur asem jawa yang berwarna keruh.
              Semua itu Anda bisa dapatkan di   Sayur Asem.                      Selain  dari  segi  warna,  segi  rasa  juga
           rumah makan Sayur Asem Betawi H. Ma-  Anak pertama H. Matalih, Mulyana   beda. Kalau sayur asem jawa, rasanya
           talih yang cukup kondang. Di kawasan   menuturkan, kemasyuran sayur asem   cenderung manis asem, nah kalau sayur
           ini, ada tiga rumah makan yang meny-  bapaknya tidak terlepas dari doa-doa   asem betawi ini cenderung asem seger.
           ajikan sayur asem sebagai andalannya.   para tetangga. Semula, sayur asem yang   “Kami hanya bermodalkan cabai hi-
           Namun, rumah makan Sayur Asem H.   sudah ada sejak tahun 1970-an itu di-  jau, bawang merah, garam, kacang dan
           Matalih lah pelopornya. Hebatnya lagi,   jajakan di seberang jalan rumah makan   oncom. Oncom itu dipakai hanya untuk
           kesohoran kuliner satu ini, hingga mam-  yang sekarang ada. Namun, karena ta-  penyedap saja, bagi yang mau saja.   irw



             Cara Membuat Sayur Asem Khas Betawi dan Jakarta
             •  Seperti biasa cuci semua bahan bahan yang akan digunakan supaya lebih bersih dan
                terbebas dari kotoran.Haluskan bawang merah, bawang putih, terasi dan kemiri yang
                sudah disangrai  sebelumnya sampai benar benar halus. Sebaiknya dihaluskan dengan
                cara manual atau diuleg atau kalau enggak bisa juga diblender sampai halus.
             •  Siapkan panci ukuran agak besar untuk merebus dan masukkan 2.5 liter air bersih
                kedalamnya.Rebus air terus dengan api sedang kecil terus masukkan daging
                tetelannya. Tunggu sampai mendidih beberapa saat.
             •  Masukkan bumbu sayur asem yang sudah dihaluskan diatas, daun salam dan
                lengkuasnya lalu aduk aduk lagi sampai tercium bau harus dari kuahnya.
             •  Masukkan melinjo, nangka muda yang sudah dipotong potong, biji kacang tanah dan
                jagung manis yang sudah dipotong potong sebelumnya.
             •  Rebus sambil sesekali diaduk aduk sampai semua bahan tersebut setengah matang.
             •  Masukkan pepaya muda dan labu siamnya lalu aduk aduk lagi.
             •  Masukkan garam dapur, gula pasir dan larutan asam jawanya lalu aduk aduk lagi
                sampai semua bahan tercampur sempurna. Masak terus sebentar sampai mendidih
                lagi.
             •  Terakhir masukkan potongan kacang panjang dan daun melinjonya lalu aduk aduk
                lagi. Cicipi dulu dan kalau perlu tambahkan garam dapur. Masak sampai semua bahan
                matang lalu angkat.





                                                                                      Media Jaya Edisi 9 2018  45
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50