Page 36 - MEDIAJAYA EDISI 6 TAHUN 2020
P. 36
SENI DAN BUDAYA
Keroncong Tugu Riwayatmu Kini
Kelompok Keroncong Tugu Cafrinho sudah ada sejak tahun 1925. Saat itu bernama
Orkes Poesaka Krontjong Moresco Toegoe-Anno 1661. Kini sudah generasi keempat yang
mempertahankan keaslian musik keroncong yang lahir dari Kampung Tugu, Cilincing,
Jakarta Utara itu.
36
itar berdawai lima dimainkan kurang lebih 800 orang yang dibawa tar akhirnya ikut berkumpul. Bahkan
Guido Quiko di rumahnya, di ke Batavia kala itu. warga pribumi membawa alat musik
GKampung Tugu, Cilincing Ja- Saat itu ada 1.661 orang Potu- mereka sendiri. Seperti rebana, gen-
karta Utara. Alunan musik keroncong gis yang diasingkan ke wilayah Tugu. dang dan lainnya. Pada akhirnya,
menggema. Suaranya membawa ke Lokasi itu kata Guido juga merupak- musik ala Portugis ini membaur den-
suasana Jakarta tempo dulu. Guido, an sarang nyamuk malaria. “Entah gan keanekaragaman budaya di tanah
merupakan penerus Keroncong Tugu. apa maksud Belanda saat itu mung- Betawi.
Dia merupakan generasi ke empat. Ia kin tujuannya untuk menyingkirkan Semakin populer, pada akhirnya
punya alasan tersendiri untuk mem- kami pelan-pelan. Tapi nyatanya kami musik ini diterima oleh banyak kalan-
pertahankan keroncong Tugu. Salah malah bertahan hidup di kawasan gan, termasuk bangsawan Belanda.
satunya Ia ingin merawat warisan Tugu ini,”ujarnya menceritakan seja- Pada zamannya, keroncong menjadi
budaya yang lahir di tanah Betawi ini. rah masa lalu leluhurnya. salah satu hiburan formal di antara
“Kami punya misi mempertahank- Kebiasaan masyarakat Portugis Pemerintah Hindia Belanda.
an apa yang leluhur kami dulu rawat kala itu, di setiap sore adalah me-
yaitu Keroncong Tugu ini. Kami sangat mainkan alat musik hasil buatan tan- Punya Ciri Khas
menjaga keasliannya,”katanya ketika gan mereka sendiri. Gitar, Ukulele,
ditemui dikediamannya di Kampung Machina dan Biola. Suara musik yang Soal warna musik Keroncong Tugu
Tugu, Cilincing Jakarta Utara beber- dihasilkan disebut warga Batavia ter- memiliki ciri khas tersendiri. Berbeda
apa waktu lalu. dengar seperti “crang-crong”.Ma- dengan Keroncong Solo dan Keron-
Dibalik kejayaan Keroncong Tugu syarakat setempat mengenalnya den- cong Yogyakarta. Salah satu pembe-
sebenarnya ada cerita yang meng- gan musik crang-crong. Belakangan danya adalah cara pembawaan per-
ingatkan banyak hal. Saat Belanda disebut keroncong. mainan instrumennya. Selain adanya
menguasai Malaka, Belanda banyak Ternyata, bukan hanya orang Por- rebana, permainan gitar ukulelenya
mengasingkan orang-orang Portu- tugis pengasingan yang berkumpul dimainkan dengan cara dikerok. Ber-
gis yang bertahan. Menurut Guido ada memainkan musik. Masyarakat seki- beda dengan Keroncong Jawa yang