Page 56 - mediajaya-ed-1-2016
P. 56

SOSOK                                                                                         56



          Wagub Djarot Saiful Hidayat




           PEMBANGUNAN DI JAKARTA


           SUDAH ON TRACK





            Menjabat  sebagai  Walikota  Blitar  selama  2  periode  (2000-2010),  Wakil

          Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dikenal sebagai Walikota yang
          gemar  ”blusukan”  untuk  melihat  kondisi  langsung  rakyatnya.  Di  bawah
          kepemimpinannya,  Kota  Blitar  mendapat  penghargaan  tertinggi  bidang
          lingkungan hidup Adipura 3 kali berturut-turut, yakni pada 2006, 2007, dan
          2008.Kepada wartawan Media Jaya Budhy Tristanto, Djarot membeberkan
          pikirannya  terhadap  DKI  Jakarta  setelah  hampir  1,5  tahun  mendampingi
          Gubernur Basuki Tjahaya Purnama. Mulai soal transportasi berbasis online,
          penataan kawasan Kalijodo, KJP, hingga RPTRA.





          Permasalahan transportasi umum berbasis online
          belakangan meruncing, komentar bapak?

            Pijakannya pada peraturan serta perundang-undangan yang ada sesuai
          kebutuhan masyarakat. Transportasi umum online, seperti Uber dan Grab
          Bike memang perlu diperbaiki. Karena mereka cuma jasa mempertemukan
          pemilik mobil dengan penumpang. Seperti broker atau penghubung. Mobil-
          nya bisa apa saja, berplat hitam boleh, apa pun boleh.
            Dilain sisi ini tak ada ikatan apa-apa dengan pemerintah, pajaknya sep-
          erti  apa,  izinnya  bagaimana.  Ini  berbeda  dengan  perusahaan  taksi  yang
          ada. Itu diatur betul, dari mulai izin, harus punya pangkalan, uji Kir dan se-
          bagainya. Ini yang harus diatur.
            Kita perlu lihat pangsa pasarnya, siapa yang makan? Yang ambil keun-
          tungan siapa? Apakah kita warga Indonesia, atau perusahaan dari luar neg-
          eri yang memiliki aplikasi. Enak aja, misalnya perusahaan dari luar, dia am-
          bil duit di sini, tapi dibawa ke luar. Kalau ada orang seperti saya menentang
          seperti itu dianggap tidak setuju kemajuan teknologi, ya enggak dong.

          Masyarakat merasa lebih mudah menggunakan
          transportasi online?

             Tugas pemerintah di sini untuk intervensi persaingan yang tidak sehat,
          mengkoreksi mekanisme pasar. Supaya yang diuntungkan itu masyarakat,
          bukan makelarnya yang cuma modal punya aplikasi aja. Contoh Go-Jek, itu
          kan bertentangan dengan ojek pangkalan, tapi mereka menarik ojek pang-
          kalan. Itu kan bagus. Inilah alam pasar yang akan bicara secara alami. Ang-
          kutan umum yang jelek-jelek  nanti mati sendiri karena ditinggalkan orang.




                                                                                    Media Jaya | Nomor 01 Tahun 2016
                                                                             Media Jaya/Rizky Anwar Sadat
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61