Page 42 - mediajaya-ed-1-2016
P. 42
PARIWISATA & BUDAYA 42
MENGGALI JEJAK
SEJARAH KEMAYORAN
Hari jadi Kemayoran ditetapkan
pada 24 Februari 1816. Di usia
yang ke- 200 tahun, Kemayoran
telah menjelma menjadi sebuah
kawasan supersibuk di ibukota.
alam pidato terakhirnya saat Hari Ulang
Tahun (HUT) Republik Indonesia, 17
Agustus 1966, Bung Karno sempat mel-
Dontarkan kata-kata ini: ”jangan sekali-kali
meninggalkan sejarah" atau lebih dikenal dengan
Jasmerah.
Saat berpidato terkait Jasmerah ini, Bung Kar-
no tidak hanya menjelaskan sikap politiknya, me-
lainkan juga mengajari bangsa Indonesia tentang
filosofi sejarah.
Mengingat arti penting sejarah ini, sejum-
lah generasi muda Kemayoran melakukan riset,
baik melalui studi literatur hingga mengunjungi
kedutaan Belanda untuk mencari sejarah kawasan
Kemayoran. Dari hasil penelitian, nama Kemayor-
an pertama ditemukan di sebuah surat kabar Be-
landa yang terbit pada 24 Februari 1816.
Tentu sebelum tanggal itu pun Kemayoran te-
lah menjadi saksi bisu betapa hebatnya perjalanan
sejarah ibukota Jakarta di masa lalu. Tapi, 24 Feb-
ruari 1816 pun lantas disepakati menjadi Hari Jadi
Kemayoran.
Bertepatan dengan peringatan 200 tahun Ke-
mayoran yang jatuh pada 24 Februari 2016, Wa-
likota Jakarta Pusat Manggara Pardede hadir ber-
sama warga di Patung Ondel-Ondel Jl Benyamin
Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Di hadapan warga Kemayoran, tokoh politik,
budayawan, seniman dan jajaran pemerintahan,
Manggara menyebut bahwa Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta mengapresiasi kerja keras para anak
muda Kemayoran dalam mencari data tentang la-
hirnya kampungnya sendiri. Diakui Manggara, di-
rinya baru mengetahui bahwa nama Kampung Ke-
mayoran merupakan pemberian salah satu Mayor
Media Jaya | Nomor 01 Tahun 2016