Page 40 - Mediajaya Edisi 3 Tahun 2020
P. 40
?
Tahukah Anda
Jembatan Kota Intan
KULINER
1. Pedagang saat
membuat Soto
Tangkar di Kawasan
Tanah Tinggi,
Jakarta Pusat.
2. Soto Tangkar
di kawasan Tanah
Tinggi, Jakarta
Pusat
Foto
Dharma W.
Bahan-bahannya juga lokal semua.
Tidak ada yang impor. “Resep aslin- Perjalanan Soto Tangkar Jembatan jungkit atau gantung peninggalan Belanda satu-satunya di
40 ya masih dipertahankan. Begitu juga Jakarta yang berusia hampir 400 tahun.
proses pembuatannya yang menggu-
nakan kayu bakar,’’ ungkap Junaedi oto tangkar diyakini sebagai masakan berkuah yang dikenal
yang merupakan generasi keempat Smakanan khas Betawi. Nama dengan soto tangkar.
penerus usaha leluhurnya ini. Junaedi tangkar sendiri adalah sebutan un- Pada zaman yang serba sulit
memastikan semuanya masih seper- tuk iga sapi dalam bahasa Betawi secara ekonomi, masyarakat ter-
ti ketika dirintis pertama kali oleh Haji pada zaman penjajahan Belanda biasa dengan potongan iga yang
Ikhsan. dan hingga saat ini masih digu- minim daging. Karena bagian
Setiap harinya, Junaedi diban- nakan. Memang tidak banyak yang dagingnya yang lain selalu diam-
tu oleh empat orang karyawan untuk tahu, apalagi generasi milenial. bil masyarakat Belanda. Dulu soto Jembatan besi dan kayu ini Disebut Jembatan Kota Dibangun pertama kali
menyiapkan sekitar 60 porsi. Di akh- Sejarah menyebut, pada zaman tangkar dijajakan keliling kampung memiliki panjang 30 meter Intan karena letaknya pada tahun 1625 dengan
ir pekan, biasanya ditambah antara penjajahan Belanda, meneer-me- seperti bakso. serta lebar 4,43 meter. berada di kawasan yang nama Engelse Burg atau
10 hingga 15 porsi. Peminatnya bisa neer kerap mengadakan pesta. Un- Seiring berjalannya waktu, dulu merupakan Bastion Jembatan Inggris.
memesan untuk hajatan. ‘’Kami tidak tuk itu biasanya mereka memotong soto tangkar mengalami perkem- Kastil Belanda bernama
buka cabang di mana pun. Franchise sapi. Mereka pun kerap menyisakan bangan. Tidak hanya memanfaat- Bastion Diamont (intan).
juga tidak. Pernah sih ditawar orang bagian dari hewan berkaki empat kan potongan iga saja seperti za-
Taiwan, tapi kami menolaknya. Po- ini seperti kepala, paru-paru, usus, man kumpeni, namun dilengkapi
koknya, beli putus saja,” kata Junaedi, babat dan iganya untuk para jongos dengan aneka jeroan di antaranya
jebolan Diploma Tiga, Universitas Gu- yang bekerja di rumahnya. babat, paru dan kikil. Selain full
nadarma ini. Para pekerja tidak kurang akal. daging, tentunya.
Menurut sulung dari tiga ber- Mereka mengolah bagian dari sapi Berbeda dengan soto Betawi,
saudara, tempat jualannya yang sek- itu menjadi aneka masakan. Iga soto tangkar semakin sulit di-
arang ini adalah yang ketiga setelah diolah menjadi makanan yang lezat. jumpai. Tapi masih ada beberapa
berpindah-pindah. Kendati demikian, Iga direbus sekira dua jam laman- rumah makan khas Betawi yang Jembatan ini Pada April 1938 Saat ini, Jembatan Jembatan Kota Intan
untuk urusan mengolah sotonya ma- ya. Lalu dibumbui dengan bera- masih setia menyajikannya. Satu di
sih dilakukan di Tangerang. ’’Kalau gam rempah yang mudah didapat antara yang eksis hingga sekarang berkali-kali konstruksi bangunan Kota Intan menjadi berlokasi di Ancol
mengolahnya di sini, saya nggak enak yakni kunyit, lada, daun sereh, daun ini Soto Tangkar Tanah Tinggi di berganti nama, diubah menjadi salah satu objek wisata Pademangan,
sama tetangga, karena asapnya,’’ kata salam dan santan kelapa. Jadi lah daerah Senen, Jakarta Pusat. yen salah satunya jembatan jungkit atau ikonis di Kawasan Kota RT.8/RW.7, Pinangsia,
Junaedi. yen Jembatan Juliana gantung untuk lalu Tua. Kec. Taman Sari, Kota
untuk menghormati lintas kapal-kapal Jakarta Barat.
Ratu Belanda saat yang melintas di Kali
itu. Besar.