Page 36 - JaKita Edisi 12 Tahun 2021
P. 36
36 KULINER
da banyak panganan khas Betawi.
Tidak sedikit yang telah hilang di
Sengkulun Lambang Atelan zaman. Tapi kue Sengkulun
masih tetap eksis hingga kini. Panganan
Kesetiaan khas Betawi itu kini masih bisa ditemukan
di Jakarta. Apalagi, kue Sengkulun kini telah
ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak
Benda (WBTB) Indonesia dari DKI Jakarta,
ue sengkulun diyakini sudah ada di untuk kategori kemahiran dan kerajinan
KIndonesia sejak 1513 silam. Kudapan ini nasional
punya kisah yang berlatar belakang kesetiaan.
Ketika Portugis datang ke Malaka pada Adalah Saripah, segelintir orang Betawi
1521, sebagian rakyat Batavia tetap berpihak yang masih setia membuat Kue Sengkulun.
kepada penguasa Kerajaan Sunda Padjajaran, Nenek yang sudah memasuki usia 70 tahun
Raja Tanjung Jaya. ini menjual kue khas Betawi tersebut sejak
1991 silam. “ saya sudah 30 tahun berjualan
Sebagai tanda kesetiaan, kue sengkulun Sengkulun, “ katanya ketika ditemui Jakita
dibuat khusus untuk dipersembahkan kepada di kediamannya.
Raja Tanjung Jaya yang saat itu tengah berada
di wilayah Pelabuhan Sunda Kelapa. Tidak sulit untuk menemukan warungnya
yang terletak di Jl. Swadaya Pam No.
Sebenarnya, di beberapa daerah Indonesia 63, RT 6/RW 7, Kampung Rawa Badung,
juga mengakui keberadaan kue sengkulun. Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur. Di
Di Jepara, kue ini dikenal sebagai sengkolon, kampung itu Saripah sudah cukup
di Palembang disebut kue jando berias, dan terkenal. “Warung yang menjual kue
di Bangka populer dengan nama sangkolun. sengkulun itu sekitar 100 meter dari kios
Namun karena sengkulun pertama kali ada pulsa,” terang Hasanah sewaktu Jakita
di Batavia, maka kue ini dinobatkan sebagai tiba di Jl. Swadaya dan menanyakan letak
penganan khas Betawi. warung nenek Saripah.
Padahal, sengkulun juga bukan murni asal Warung sekaligus rumahnya tergolong
Betawi. Karena kue ini dipengaruhi budaya sederhana, kondisinya bersih. Etalasenya
China. Masyarakat Tionghoa yang bermigrasi
ke Batavia merasuk dalam kuliner Betawi.
Sengkulun diserap dari kata sang ko lun dalam
Bahasa Hokkian atau dialek Selatan (Hainan).
Tidak percaya? Selintas sengkulun mirip
kue keranjang (nian gao, baca: nien kao).
Teksturnya lunak, kenyal, dan lembut. Ini
karena dibuat dari bahan baku utama tepung
ketan. Warnanya yang coklat ini berkat
penggunaan gula merah sebagai pemanis.
Bedanya, kue keranjang tidak menggunakan
kelapa. Sedangkan kue sengkulun memakai
santan untuk adonan dan parutan kelapa
segar untuk dicocol. Perbedaan lainnya, dalam
proses pembuatannya. Kue keranjang dimasak,
namun sengkulun dikukus. yen
EDISI 12 TAHUN 2021
Sarana Informasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta