Page 22 - MEDIAJAYA EDISI 9 TAHUN 2020
P. 22

LAPORAN UTAMA  nikasi. Kami lakukan  class action di   ganggap bahwa mereka dapat mem-  atau rumah susun. Namun, mereka
                                                                                pun  juga  mengalami  kesulitan  den-
              pengadilan Jakarta Pusat. Kami pu-
                                               bangun sendiri hunian di kawasan
                                                                                gan lokasi kerja yang lebih jauh hing-
              nya hak dan kewajiban. Kami tetap
                                               tersebut. Namun, ia memberikan
                                               pemahaman kepada warganya bahwa
              bertahan,”ujar Diani  mengenang
                                                                                ga sulitnya mendapatkan pendapatan
                                               hunian itu akan dibangun sesuai den-
              peristiwa yang memilukan itu.
                                                                                di tempat tinggal baru. “Jadi yang ber-
                                                                                tahan hanya sekitar 100 KK. Mereka
                 Perjuangan
                                               gan standar pemerintah agar lingkun-
                                    Kampung
                             warga
              Akuarium terus berlanjut. Alhasil,
              mereka  mendapatkan  shelter  di  ka-
                                               man ke warga. Kita duduk bareng. Kita
                                                                                susun akhirnya juga kembali lagi ke
              wasan itu. Mereka berharap agar   gan lebih sehat. “Kami kasih pemaha-  yang tinggal di kontrakan atau rumah
                                                                                Kampung Akuarium, ” tuturnya.
                                               ajak diskusi sama-sama agar tercipta
              pembangunan rumah tinggal dapat   impian kita membangun hunian yang   Perempuan yang akrab disapa
              terwujud. Pada 2018, para warga me-  sehat,” ungkap Diani.        Bu  Yani ini telah tinggal di kawasan
              nyerahkan  design hunian kepada Di-  Diani  mengingat ketika mereka   itu sejak 43 tahun lalu. Ia masih ter-
              nas Perumahan Rakyat dan Kawasan   tetap bertahan di kawasan itu. Kondisi   ingat masa kecilnya bermain di Muse-
              Permukiman (DPRKP).              tempat tinggal   dengan tenda seder-  um Bahari atau bertemu dengan turis
                 Pemprov DKI Jakarta berjanji akan   hana  membuat  mereka  hidup  tidak   asing. Bahkan, saat Museum Bahari
              mulai membangun pada awal Januari   sehat. “Sudah tidak ada listrik dan   mengalami kebakaran hebat di tahun
              2020. “Sebelumnya direncanakan bu-  air. Identitas kami tidak punya karena   2018 para warga ikut memadamkan
              lan April sudah bisa dilakukan pem-  tinggal di zona merah.  Jadi gunakan   api di museum tersebut. “Dari kecil
              bangunan. Tetapi, karena ada wabah   BPJS tidak bisa dan daftar anak seko-  kami ketemu turis sudah biasa. Ada
              COVID-19  pembangunan ditunda.   lah  saja  juga  tidak  bisa.  Tapi,  kami   turis dari Belanda, Jepang, Cina dan
              Baru pada 17 Agustus 2020,  Alham-  tetap perjuangkan hak kami,” ujar Di-  turis lain datang. Saat Museum Baha-
              dulillah, Pak Gubernur dan jajarannya   ani bersemangat.          ri kebakaran pun kami yang tahu du-
              telah melakukan peletakan batu per-  Alhasil, sebagian warga ada yang   luan. Kami yang padamkan,” ujarnya.
              tama,” terang Diani.             tidak dapat bertahan di kawasan itu.
                 Awalnya, sebagian warga men-  Mereka memilih tinggal di kontrakan                               has
     22
                                       Laboratorium Oseanografi

                                            Peninggalan Belanda



                     ampung Akurium  punya sejarah   nian.   Gedung Laboratorium  Penelitian   dan  Asia Tenggara.  Setelah Hindia Be-
                 Kpanjang.   Kawasan yang  berada   Laut  masih semi permanen.  Saat itu   landa hengkang dari Indonesia,  Kam-
                 di Kelurahan  Penjaringan, Jakarta   dinamakan Visscherij Laboratorium te   pung Akuarium tetap menjadi pesona
                 Utara itu,  merupakan kawasan cagar   Batavia atau Laboratorium  Perikanan   sendiri dan mengundang banyak wisa-
                 budaya.  Berdasarkan catatan dari   di Batavia. Dalam  perkembangannya,   tawan untuk datang.
                 Pusat  Penelitian  Oseanografi  (P2O)   laboratorium tersebut dikenal dengan   Di era 1960-an, Akuarium  tersebut
                 LIPI, Kampung  Akuarium pada  awal-  sebutan Visscherij Station  te Batavia   menjadi destinasi wisata favorit warga.
                 nya adalah hanya tanah lapang yang   atau Stasiun Perikanan Batavia.  Hingga   pada  1977  Akuarium ditutup
                 lokasinya  berdekatan dengan  pasar   Pada 1922 dilakukan pembangunan   bersama Pasar Ikan untuk kepentingan
                 ikan di sebelah utara.  Pada 10 Januari   gedung laboratorium  yang baru  yang   pengembangan kawasan Museum  Ba-
                 1898  laboratorium zoologi pertanian,   lebih permanen. Selain itu juga diban-  hari. Setelah itu, laboratorium   kelautan
                 tertarik untuk mendirikan laboratorium   gun  akuarium  air laut  besar.      Akuari-  LIPI  dipindahkan  ke  kawasan Ancol
                 khusus untuk penelitian laut atau biota   um  tersebut dibuka untuk masyarakat   Timur. Setelah Akuarium tidak  dipakai
                 laut.                          umum pada  12 Desember 1923.   Di   lagi, warga kemudian  memanfaatkan-
                    Laboratorium yang berada  di   dalamnya ada banyak aneka ragam   nya sebagai tempat tinggal dan kini
                 bawah Pemerintah Hindia Belanda itu,   hayati dari laut. Kawasan tersebut dike-  akan dikembangkan menjadi salah satu
                 mulai dibangun pada September 1904   nal  sebagai salah satu destinasi wisata.   perkampungan  modern di  Jakarta ber-
                 dan selesai pada Desember 1905. Saat   Masyarakat terbiasa menyebutnya   nama Kampung Susun Bahari Akuarium.
                 itu, J.C Koningsberger yang menjadi   sebagai  Kampung Akuarium, karena
                 kepala Laboratorium  Zoologi Perta-  ada  akuarium  terbesar di Indonesia                        sam
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27