Page 23 - Edisi 5 Tahun 2020
P. 23

MEDIA JAYA EDISI | 05 2020








              Wablas


        KOLOM





                 andemi Covid-19 bu-   anak-anak tetangga di De-  Solo, serta Malang).    doktor arsitektur yang baru
              Pkan     cuma  rentetan  pok, Jawa Barat yang dari   Pesertanya ada 250   lulus dari Inggris, hingga
              kisah sedih tentang jutaan   pagi sampai sore asyik ber-  orang. Mereka  bukan saja   direktur BUMN yang men-
              orang yang terpapar dan   main bersama. Kalau dit-  tinggal di Indonesia, tapi   gurus air. Herannya, ada
              krisis ekonomi sedunia. Vi-  anya kenapa tidak belajar   juga di Norwegia, Prancis,   saja orang yang menyum-
              rus Korona berbentuk mah-  dari rumah, mereka men-  dan  Amerika Serikat. Un-  bang souvenir untuk sekadar
              kota yang tak terindra mata   jawab, “Rumah saya ke-  tuk menghemat kuota in-  hadiah buat penanya terelok,
              telanjang kita telah men-  cil, Pak, lagian pulsa hand-  ternet, chat.whatsapp dipi-  penulis esai terbagus, atau
              gubah  peradaban  manu-  phone buat belajar juga   lih sebagai medium diskusi.   peserta terbaik.
              sia. Untuk mencegah penu-  udah abis, boro-boro  punya   Peserta, narasumber, atau   Tak heran bila saat ber-
              laran,  pembatasan  sosial   laptop.” Kesenjangan sosial   panitia pun bisa sambil gol-  tanya menjadi waktu yang di-
              mengubah cara berkomu-   yang membuat dada terasa   er-goler santai selama ke-  nantikan para peserta. Se-
              nikasi, dari interaksi fisik   sesak. Hawa jelang musim   las berlangsung.  lain mendapat wawasan dari
              menjadi  lewat  teknolo-  kemarau  begitu  panas,   20 topik didiskusikan   narasumber, penanya  atau
              gi. Tak terkecuali di bidang   apalagi di dalam rumah-  dengan serius tapi santai.   penulis  terkeren  mendapat
              pendidikan. Anak-anak kita   rumah petak kontrakan   Dari riwayat penyakit sejak   hadiah kain tenun dan ,
              tidak lagi belajar di sekolah,   tempat mereka tinggal. Ti-  zaman prasejarah hingga   buku. Lebih mengharukan
              tapi melalui aplikasi Zoom   ada AC seperti di kediaman   kini, sejarah bencana, alam   lagi ada yang menyumbang   23
              atau Google Meet, televi-  kaum berpunya yang daya   purba, manusia gua, kulin-  buku kepada anak-anak di
              si, radio, video, email, atau   listriknya lebih dari 1.300   er Mataram Kuno, prasasti   pedalaman Papua dan Tual.
              WhatsApp.                Watt.                   candi, naskah Jawa Kuno,   Wawasan yang bertambah
                 Tidak semua bisa ber-   Saya masih beruntung   arsitektur rumah Tinghoa   melahirkan  empati,  afeksi
              adaptasi dengan perubahan   ketimbang bocah-bocah itu.   di Lasem, sepur klutuk, ak-  pun menjelma aksi.
              mendadak ini. Devika Bal-  Laptop dan hp amat kar-  tor legendaris Tan Tjeng   Pendidikan seumur hid-
              akrishnan,  misalnya,  dite-  ib dengan jari-jari tangan   Bok, pemusik rakyat  Leo   up bukan lagi omong kosong
              mukan tewas dengan botol   sepanjang tiga bulan Work   Kristi, film-film anak Indo-  di tengah manusia yang pada
              kosong cairan beracun di   From Home (WFH).  Selain   nesia, suku Asmat, seko-  hakikatnya makhluk ber-
              dekatnya. Remaja 14 tahun   menjalani rutinitas ker-  lah di Papua, orang Tual di   main (homo ludens). Belajar
              di Kerala, India ini bunuh   ja, saya dapat menambah   Maluku, masyarakat Tiong-  merdeka sambil merekatkan
              diri karena takut tidak naik   wawasan di webinar yang   hoa di Sampit, budaya Alor   solidaritas sosial  dengan
              kelas. Ayahnya yang men-  bertebaran.  Pada  suatu   di Nusa Tenggara Timur,   berbagi  pengetahuan.  Be-
              ganggur karena sakit men-  sore jelang buka puasa Ra-  peradaban air, taksonomi   lajar dan mengajar tak lagi
              gakui, sang putra depresi   madan lalu, misalnya, saya   makanan, sampai wastra   dibatasi ruang kelas serta
              setelah tak bisa belajar le-  bisa bertanya langsung ke-  Nusantara.     waktu sekolah atau kuliah.
              wat televisi yang rusak di   pada Prof. Harry Poeze, se-  Walau ditodong untuk   Memang tak ada ijazah dan
              rumahnya.  Orangtua  Devi-  jarawan dari Universitas   berbagi ilmu dan pengala-  presensi di Wablas. Namun
              ka tidak sanggup membi-  Leiden, Belanda yang telah   man secara probono, para   di situlah keunikan Wabah
              ayai perbaikan tv, apala-  45 tahun meneliti Bapak   narasumber diskusi bukan   Class: bebas dari beleng-
              gi membeli telepon seluler   Republik Indonesia, Tan   orang sembarangan. Dari   gu masyarakat ijazah (cre-
              dan kuota internet. Kema-  Malaka.  Jarak berkilo-ki-  doktor  paleoantropologi  dential society) yang sering
              tian tragis remaja ini memi-  lometer itu pula yang mem-  yang mengajar di Fakultas   membuat pendidikan di neg-
              cu gelombang protes ma-  bentang ketika saya mengi-  Kedokteran UGM, doktor   eri ini lebih berorientasi
              syarakat Kerala pada masa   kuti  20  sesi  Wabah  Class   yang baru lulus cum laude   selembar kertas ketimbang
              karantina (lockdown) di In-  (Wablas) yang digagas tu-  di Paris, fotografer Nation-  proses menjadi manusia.
              dia.                     juh kawan dari empat kota   al Geographic yang sedang
                 Saya juga menyaksikan   (Pontianak,  Yogyakarta,  pameran foto di Eropa,                      Ramdan Malik
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28