Page 56 - mediajaya-ed-1-2015
P. 56
CORAK JAKARTA
Lu, Gue, dan Dong
TIGA KATA YANG
MEMBUAT JAKARTA
LEBIH AKRAB
OLEH RACHMAT HIDAYAT
Agak lucu dan janggal juga adalah orang Jakarta. Namun orang percampuran suku bangsa di Jakarta
mendengar orang daerah yang baru Jakarta, --dikarenakan lamanya ia inilah yang menyebabkan Jakarta
sebulan atau dua bulan tinggal di tinggal di Jakarta dan tahu adat kaya akan khazanah bahasa yang
Jakarta, untuk kemudian “sok akrab” istiadat Jakarta—belum tentu orang berasal dari berbagi daerah.
mengggunakan kata “lu” dan “gue” Betawi. Maka, orang asli Betawi Ada beberapa bahasa Betawi
dalam percakapannya sebagai kata tentu akan lebih pas melapalkan yang diambil dari serapan bahasa
ganti untuk kata “kamu” dan “saya”. kata-kata dan bahasa betawi dari berbagai bangsa dan daerah
Walau ia berusaha untuk beraksen ketimbang orang Jakarta. Orang di nusantara. Diantaranya adalah:
Betawi, tapi tetap saja pengucapan Betawi mempunyai aksen yang khas Almari (portugis) di Jakarta menjadi
kata “lu” dan “gue”-(nya) kurang pas. dalam melapalkan suatu kalimat lemari. Reken (Belanda) yang
Tidak mempunyai chemistry. Tapi dibandingkan dengan orang daerah berarti menghitung. Ane dan ente
itulah Jakarta, dimana pergaulan yang puluhan tahun tinggal di (Arab) untuk memperhalus atau
teramat penting. Dan kata “gue Jakarta. menggantikan kata “gue dan lu”
dan “lu” adalah symbol pergaulan Banyak orang yang salah kaprah, (saya dan kamu).
kalangan bawah masyarakat Jakarta. yang menganggap logat dan dialek Namun, dari beragam kata
“Mau kemana lu? Ajak-ajak gue bahasa betawi adalah dengan dan bahasa Betawi ada tiga kata
dong! menggunakan akhiran hurup “E”, yang sangat khas dan menjadi
Kalimat ini sering kita dengar misalnya; Mau kemana (e), menjadi makanan sehari-hari dalam setiap
dalam lingkungan masyarakat Jakarta. mau kemane atau “Sama(e) siapa(e) pembicaraan. Tiga kata ini khas,
Inilah cuplikan kalimat yang tepat menjadi same siape. Padahal unik dan melambangkan semangat
untuk menggambarkan pergaulan tidak semua dialek harus dengan egaliter serta kebersamaan. Biasanya
dan sikap egalitarian dikalangan pelapalan akhiran “e”. Justru banyak diucapkan oleh orang yang sesama
penduduk Jakarta. Jika diperhalus yang tidak perlu penambahan “e”. umur atau sebaya. Yakni kata
dengan bahasa Indonesia yang baik Seperti contoh kata “meramaikan”. “gue” yang berarti saya, kata “lu”
dan benar maka kalimatnya adalah: Ia tidak bisa diucapkan dengan logat yang bermakna kamu, dan kata
“Kamu mau kemana? Sudikah saya atau dialek mengguakan akhiran “dong”. Ketiga kata ini mungkin
ikut serta!” “e” menjadi meramaiken. Tapi yang tidak ditemukan didaerah lainnya
Mungkin kita akan tertawa geli betul adalah dengan memakai di Indonesia. Ia khas Jakarta. Sering
jika kalimat ini yang digunakan dalam akhiran in menjadi ngerame-in, orang daerah yang baru pulang
percakapan sehari-hari. Terlalu formal mengelabuhi jadi ngelabu-in. dari Jakarta dengan bangganya
dan terkesan banci. Itulah sekilas mengenai dialek dan menyebutkan kata ganti dirinya
Bahasa Betawi atau Dialek logat Betawi yang tidak setiap dengan kata “gue”, atau menunjuk
Melayu Jakarta atau Melayu Batavia orang Jakarta dapat mengucapkan lawan bicaranya dengan kata “lu”.
sendiri adalah sebuah bahasa yang ataupun melapalkannya. Bila kata “gue” dan “lu” telah
merupakan anak bahasa dari Melayu. Bahasa Betawi sendiri, boleh jelas arti dan maksudnya, lain halnya
Bahasa ini hampir seusia dengan dikatakan bahasa gado-gado. Bahasa dengan “dong”. Kata yang sering
nama daerah tempat bahasa ini campuran dari berbagai suku bangsa dipakai di Jakarta ini sukar untuk
dikembangkan, yaitu Jakarta. yang berniaga dan bermukim di diartikan. Ia tak mempuyai arti yang
Perlu diingat bahwa dialek Jakarta. Jauh sejak dulu kala, Jakarta spesifik. Ia hanya sebagai pelengkap
Jakarta tentu berbeda dengan dialek --dengan pelabuhan Sunda Kelapa-- kata.
aksen Betawi. Orang Betawi, sebagai di kenal sebagai kota pelabuhan Kata dong mungkin diambil dari
komunitas asli Jakarta, pastinya yang ramai di jamannya. Adanya bahasa Prancis yang berasal dari “…
56 Media J
56 Media Jaya Nomor 01 Tahun 2015aya Nomor 05 Tahun 2014