Page 37 - JaKita Edisi 10 Tahun 2021
P. 37

KULINER     37







         Lauw.  Ia  masih  ingat,  setiap  kali  akan  pergi  ke   Sore itu di penghujung September lalu, dari jauh
         sekolah, ibunya selalu membekali dirinya dan       pedagang roti Lauw membunyikan terompet
         adik-adiknya dengan roti Lauw. “Saya paling        pencetnya  yang khas.  Fatma pun langsung
         sering dibekali roti gambang yang bentuknya        melambaikan tangannya, isyarat kalau ia ingin
         lonjong, berwarna coklat, bertabur wijen, dan      membeli roti Lauw. Mang Yayat senyum-senyum
         bercita rasa khas kulit kayu manis,” katanya       menghampiri pelanggannya. Gerobak rotinya
         mengenang.                                         dikayuhnya dengan semangat.

         Fatma menuturkan, roti Gambang sudah               Mang Yayat asli Bogor ini menjajakan roti Lauw
         dikenal masyarakat Betawi sejak dahulu.            dengan banyak varian. Ada rasa coklat, nanas,
         Penganan ini sering dijadikan buah tangan bila     srikaya,  susu,  kacang,  keju  manis,  pisang  keju
         menjenguk keluarga atau kerabat yang sedang        dan pisang coklat. Ada juga roti tawar dan
         sakit. Ia teringat pamannya yang tinggal di        donat bertabur meses. Tidak ketinggalan Mang
         Condet, Jakarta Timur yang selalu minta            Yayat membawa kesukaan para pelanggannya,
         dibawakan roti gambang ketika                              roti gambang.
         sedang kurang sehat. “Paman
         saya senang banget kalau                                         Bermodalkan gerobak roti Lauw
         dibawakan      roti   Lauw,”                                       warisan     pamannya,      Yayat
         katanya.                                                             bertahan    sebagai    penjual
                                                                               roti Lauw. Sudah 20 tahun ia
         Menurut Fatma, cita rasa                                               lakoni  pekerjaan  itu.  “Saya
         roti Lauw tidak pernah                                                 mulai jualan roti Lauw sejak
         berubah dari dahulu.                                                   bujangan sampai sekarang
         Itu pula yang membuat                                                  sudah  punya  anak  tiga
         dirinya   tidak  pernah                                                orang,” kata  Yayat tersipu
         bosan menikmati roti                                                   malu.
         jadul itu. Hanya saja,
         kemasan roti gambang                                                 Yayat percaya penggemar
         tidak    seperti    dahulu.                                         roti  Lauw  masih ada.  Apalagi,
         Sekarang     roti  legendaris                                     harga roti Lauw terbilang murah.
         itu dibungkus plastik. “Dahulu                                  Harganya, terjangkau masyarakat
         roti gambang dibungkus dengan                                menengah ke bawah. Aneka roti manis
         kertas putih pembungkus makanan,                        dijual,  Rp8.000 dan roti tawar dibandrol,
         “katanya mengenang.                                Rp14.000.

         Fatma bersyukur, panganan lawas itu masih          Yayat biasa berjualan mulai pukul 17.00 hingga
         tetap eksis hingga saat ini. Sebagai penggemar     21.00 WIB. Ia selalu memastikan, daganganya
         roti Lauw, ia tidak kesulitan untuk mendapatkan    ludes dibeli pelanggannya. Dia yakini, berkat cita
         panganan favoritnya itu. “Setiap sore penjaja      rasa roti Lauw membuat pembelinya ketagihan.
         roti Lauw selalu lewat depan rumah,” katanya.      “Rasa  roti  Lauw  dijamin  tidak  berubah,”  kata
                                                            Yayat mempromosikan dagangannya.
         Satu hal yang membuat Fatma kagum adalah ciri
         khasnya yang tidak pernah hilang dari penjaja      Yayat yang kini memasuki usia 40 tahun
         roti Lauw. Mang Yayat, salah satu pendagang        mengaku enggan banting setir menekuni profesi
         roti Lauw yang kerap keliling di perumahannya.     lain. Apalagi, di masa pandemi COVID-19 seperti
         Gerobak milik Mang Yayat dari dahulu tidak         sekarang ini. Pria asli Sunda ini selalu bersyukur
         pernah berubah. Gerobak kayuh mirip becak itu      masih bisa menghidupi keluarganya meski
         didominasi warna biru dan putih. Ada papan di      sederhana. Semua anaknya juga tamat SMA
         atas gerobah bertuliskan “Roti Lauw”.              berkat jualan roti Lauw.  yen


                                                                                                       EDISI 10 TAHUN 2021
                                                                                       Sarana Informasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
   32   33   34   35   36   37   38   39   40