Page 36 - JaKita Edisi 10 Tahun 2021
P. 36
36 KULINER
Langganan atma sudah kadung jatuh cinta dengan
Istana Bogor roti Lauw. Ibu dua anak yang yang ditinggal
Fdi Kalibata, Jakarta Selatan itu, selalu
menghidangkan aneka roti Lauw untuk sarapan
erujuk pada brosur lawas yang menjadi keluarganya. “Roti gambang dan pisang keju
Mkoleksi Museum Pustaka Peranakan menjadi kesukaan kami,” katanya.
Tionghoa, roti Lauw menjadi langganan Istana
Kepresidenan Bogor. Bahkan secara rutin Diakui Fatma, roti Lauw memang sudah menjadi
menjadi menu sarapan di istana yang dibangun panganan favorit keluarganya. Ia tak pernah
Van Imhoff, 1745-1750. bosan menyantap roti Lauw. Begitu juga anak-
anaknya yang menyukai roti pisang keju. “Belum
Pada 1940, Lau Tjoan To mendirikan roti Lauw lengkap rasanya kalau tidak ada roti Lauw,”
dengan membuat sendiri rotinya. Dia memang katanya tersenyum malu.
lahir dari keluarga pembuat roti. Ayahnya, Lau
Lok Soei memiliki pabrik roti Insulide. Fatma mengaku pertama kali dikenalkan roti
Lauw oleh ayahnya. Sejak ia kecil, keluarganya
Lau Tjoan To alias Junus Jahya memasarkan memang terbiasa sarapan roti Lauw. “Selain
roti Lauw dengan gerobak, keliling menjemput rasanya enak, teksturnya sedikit padat
pembeli. Pada 1948, setelah pamornya naik, mengenyangkan dan harganya terjangkau,”
dia membuka toko di Gondangdia, Jakarta tutur Fatma.
Pusat.
Fatma punya kenangan tersendiri tentang roti
Pada tahun 1980-an, toko-toko roti Lauw mulai
bermunculan. Rotinya menjadi idola warga
Jakarta. Varian rasanya memang tidak jauh
berbeda dengan roti produksi Tan Ek Tjoan.
Namun roti Lauw punya rasa khas sendiri,
terutama roti gambangnya.
Roti Lauw pun identik dengan roti gambang.
Pada 1980 hingga akhir 1990-an, roti
gambang Lauw mengalami masa jayanya. Roti
gambangnya disukai berbagai kalangan. Mulai
orang tua, remaja, hingga anak kecil.
Roti Lauw menjangkau masyarakat kecil hingga
ke gang-gang sempit di Ibu Kota. Rotinya juga
digemari kalangan menengah atas. Bahkan,
sempat masuk mal di kawasan elite, Kelapa
Gading, Jakarta Utara.
Sayangnya, menginjak tahun 2000-an, roti
Lauw yang jadul mulai melemah digempur
berbagai roti modern. Dipastikan generasi
milenial tidak banyak yang tahu kelezatan
rotinya. Tapi roti Lauw masih bertahan, karena
dinikmati generasi ibu bapak dan opa- omanya.
Roti Lauw memang legenda Jakarta. yen
EDISI 10 TAHUN 2021
Sarana Informasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta