Page 6 - MEDIAJAYA EDISI 6 TAHUN 2020
P. 6
LAPORAN UTAMA minim, para penumpang harus ber-
jalan melalui jalur pejalan kaki yang
sempit untuk berpindah moda trans-
portasi. Jalurnya sempit, hanya seki-
tar 90 sentimeter. Kondisi ini semakin
parah ketika malam hari, peneran-
gan jalan masih sangat minim dan ja-
Menata lan banyak yang berlubang.
Kondisi serupa juga terjadi di sim-
pang CSW. Meski saat ini sedang di-
lakukan penataan, lokasi ini meru-
Transportasi Publik pakan perpotongan antara Koridor
1 dan 13 Transjakarta dengan MRT.
Halte Transjakarta CSW yang berada
yang Terintegrasi di ketinggian 23 meter hanya memi-
liki akses tangga dan tidak terkonek-
si langsung dengan stasiun MRT Sis-
ingamangaraja yang berjarak kurang
dari 100 meter di sebelah utara.
Pembangunan infrastruktur angkutan umum di Jakarta Kondisi ini membuat sejumlah peng-
memerlukan pola integrasi dan konektivitas. Transportasi guna transportasi publik menjadi ti-
berbasis rel menjadi tulang punggung transportasi di Jakarta dak nyaman.
Integrasi antar moda transpor-
tasi yang tidak tertata baik juga ber-
dampak kemacetan. Salah satunya
terjadi di Stasiun Palmerah, Jakarta
6 Barat. Stasiun yang mulai beroper-
asi pada periode 1899-1900 ini, saat
ini terkoneksi dengan sejumlah rute
Transjakarta. Namun, sayangnya ke-
beradaan pemberhentian bus Tran-
ari tampak tergesa-gesa sampai di kantor. Jarak stasiun den- sjakarta yang berada di salah satu sisi
menuju kantornya di Mam- gan halte bus Transjakarta yang cu- jalan justru seringkali membuat ke-
Hpang, Jakarta Selatan. Dari kup jauh, membuat ia seringkali me- macetan. Terlebih, lokasi stasiun han-
rumahnya di bilangan Depok, ia lewatkan Transjakarta yang menuju ya berjarak beberapa meter dari per-
menggunakan Kereta Rel Listrik arah kantornya. Akibatnya ia harus lintasan kereta yang menghubungkan
(KRL). Di Stasiun Cawang, Ia berpin- menunggu bus berikutnya. “Belum kendaraan dari arah Senayan ke arah
dah moda transportasi. Ia melanjut- lagi kalau ketinggalan kereta, sudah Pasar Palmerah.
kan perjalanan dengan menggunak- enggak bisa ngejar. Kurang nyaman
an bus Transjakarta. Hanya saja untuk saat harus transit,”ujar Hari menam- Integrasi dan Konektivitas
sampai di halte bus Transjakarta, Hari bahkan.
harus berjalan kaki menyusuri ja- Stasiun Cawang, saat ini memang Akademisi Program Studi Teknik
lan sempit sejauh 500 meter. Kam- belum terintegrasi. Fasilitas koneksi Sipil, Universitas Katolik Soegijapra-
eramen televisi swasta ini juga har- antara Transjakarta dengan KRL ma- nata, Djoko Setijowarno mengatakan
us menaiki tangga yang cukup curam. sih sangat minim. Padahal, Stasiun dengan jumlah penduduk dan mobili-
“Butuh waktu paling cepat sekitar 10 Cawang merupakan salah satu stasi- tas yang tinggi, konsep pembangunan
menit untuk berjalan dari stasiun ke un yang paling sibuk. Jumlah pen- infrastruktur angkutan umum di Ja-
halte bus. Dua kali naik tangga yang umpang turun dan naik di stasiun ini karta sangat memerlukan pola inte-
cukup curam, “ kata Hari saat dite- cukup banyak. Hampir sebagian besar grasi dan konektivitas yang baik untuk
mui Media Jaya beberapa waktu lalu penumpang masih harus melanjutkan memudahkan penumpang berpindah
di Stasiun Cawang. perjalanan dengan berpindah moda antar moda transportasi. Terutama
Hari tidak mempunyai pilihan. Ru- transportasi, seperti bus Transjakarta moda-moda transportasi yang men-
tinitas itu terpaksa ia lakoni saban untuk sampai tujuan. jadi tulang punggung seperti KRL,
hari. Hanya saja, kadang ia mera- Akan tetapi, fasilitas koneksi KRL - Transjakarta, Moda Raya Teradu
sa jengkel, ketika harus buru-buru Tranjakarta di Stasiun Cawang sangat (MRT), dan Lintas Rel Terpadu (LRT).