Page 66 - media_jaya_04_2014
P. 66








serta pesatnya perkembangan 

teknologi modern. Mereka cukup 

membuka website atau internet 
manakala ingin mengetahui serba- 

serbi museum, tanpa harus datang 

ke museum.

“Padahal, informasi yang 

diperoleh di website atau internet 
sangat terbatas. Siapa yang harus 

disalahkan ? Tidak ada. Semua 

tergantung pada setiap individu. 

Bagi mereka yang ingin menggali 
sejarah secara lengkap, apa, siapa, 

Pusat, ditengarai sebagai salah satu Sumpah Pemuda
dan bagiamana isi Museum mengemukakan,
penyebab kurangnya memperoleh minimnya generasi muda 
Sumpah Pemuda, ya di Museum 
perhatian pengunjung. Padahal, berkunjung ke Museum Sumpah 
Sumpah Pemuda di Jl.Kramat 
sebagai salah satu cagar budaya dan Pemuda, selain semakin menipisnya Raya, Jakarta Pusat,” tutur Bakti 

menyimpan sejarah perjuangan rasa nasionalis mereka, juga akibat yang sudah lima tahun bertugas di 
bangsa, bisa menjadi sarana membanjirnya seni budaya asing
Museum Sumpah Pemuda.
pendidikan sejarah atau tempat 

menimba ilmu pengetahuan bagi 

generasi muda.
Berkaca pada pengalaman

di beberapa Negara di kawasan 

ASEAN maupun Asia, museum 

bukan hanya menjadi objek untuk 
menimba ilmu pengetahuan dan 

sejarah, namun juga dapat menjadi 

primadona, sehinggga dapat 

menangguk penerimaan pendapatan 

pemerintah dari sektor pariwisata.
Museum yang menjadi 

tanggung jawab Pemerintah Pusat 

(Kementerian Pendidikan dan 

Kebudayaan) serta Dinas Pariwisata, 
Kebudayaan dan Museum Provinsi 

DKI Jakarta, sebetulnya dapat 

dikemas menjadi paket wisata 

seperti yang dilakukan beberapa 
negara di kawasan ASEAN dan Asia 

umumnya maupun negara-negara 

maju lainnya. Lalu, di mana letak 

kesalahannya, sehingga museum 
yang sudah berusia 86 tahun ini 

kurang diminati pengunjung ?

Bakti Arie, alumnus Fakultas 

Kejuruan Pendidikan Sejarah 

Universitas Sebelas Maret 
Surakarta, 2007, staf Museum


66
Media Jaya l Nomor 04 Tahun 2014



   64   65   66   67   68