Page 65 - media_jaya_04_2014
P. 65











































seni dan budayanya, idealnya lahir David, Diaz, Anugrah, Avif, sebagai generasi yang kurang 
dari dirinya sendiri,” kata Tauik.
Benny dan Agus juga berpendapat, memperhatikan sejarah perjuangan 

Pemuda lebih suka memilih generasi muda saat ini kurang bangsanya.

budaya dan bahasa asing dibanding memperhatikan masalah etika, baik “Itu dapat dilihat betapa 

mencintai bahasa dan seni budaya etika berbahasa, etika bertatakrama, minimnya generasi muda yang 
sendiri. Sebagai contoh, Bahasa maupun etika pergaulan. Mereka berkunjung ke Museum. Padahal, 

Indonesia, yang menjadi salah
pun tak menolak jika generasi dari museum kita dapat belajar 

satu dari tiga isi Sumpah Pemuda, muda (pemuda) sekarang dituding
banyak tentang sejarah, dan ilmu

kurang dipahami secara baik
pengetahuan, “kata David. 
dan benar. Setiap ulangan mata Namun, ia juga menilai 

pelajaran Bahasa Indonesia nilainya sumber daya manusia 

lebih jelek dari nilai bahasa Inggris.
(SDM) yang berlatar 

Enam mahasiswa Semester I belakang permuseuman
Universitas Gunadharma, Jakarta di museum juga kurang 

yang berkunjung ke Museum memadai. Akibatnya, 

Sumpah Pemuda berpendapat, keberadaan museum tidak 

lunturnya generasi muda terhadap berkembang, Pengelola 

makna Sumpah Pemuda bukan museum kurang kreatif 
hanya karena derasnya seni budaya dan inovatif untuk 

asing masuk Indonesia, tetapi
menjadikan museum 

juga pengaruh teknologi modern. sebagai tempat belajar 

Mereka merasa lebih bergengsi dan yang menarik dan 
lebih modern jika lancar berbahasa menyenangkan.

Inggris. Untuk berbahasa Indonesia, 

dianggap mudah karena sudah Direnovasi 2015 

menjadi bahasa sehari-hari. Minimnya sarana dan
Sekarang, mereka sudah banyak prasarana yang dimiliki 

yang tidak menggunakannya secara Museum Sumpah Pemuda 

baik dan benar.
di Jl.Kramat Raya, Jakarta


Media Jaya l Nomor 04 Tahun 2014
65



   63   64   65   66   67