Page 34 - media_jaya_04_2014
P. 34
kesehatan
Jangan Tabu
Bicara Kesehatan Reproduksi
Meningkatnya kasus tindak
kekerasan seksual pada anak,
pengajaran kesehatan reproduksi
(kespro) secara tepat menjadi
keniscayaan. Meski soal kesehatan
reproduksi masih dianggap
tabu, banyak ahli pendidikan
dan kesehatan menyarankan agar
hal itu dikenalkan kepada anak
sedini mungkin. Para ahli bahkan
berpendapat, pengenalan kespro
sejak dini dapat berdampak pada
peningkatan kualitas generasi muda.
“Pendidikan kespro perlu agar
remaja dapat melindungi dirinya
sepenuhnya dengan benar oleh di usia 15-19 tahun. Jika materi
dari kasus kekerasan seksual yang
siswa.
seputar kespro tidak diberikan di
meningkat setiap tahun,” papar
Alat reproduksi seperti sekolah, wanita yang menikah di
Ketua Umum Persatuan Guru payudara, penis atau vagina, usia rentan itu hanya memiliki
Republik Indonesia (PGRI), sejatinya sama saja dengan bagian sedikit pengetahuan untuk
Sulistyo. Sayangnya, lanjut dia, tubuh yang lain, rambut atau menjalankan fungsi reproduksinya
proses penyampaian kespro kepada telinga. Tapi, karena hal itu dan berdampak pada tingginya
anak-anak masih menjadi kendala. dianggap tabu, proses mengajar angka kematian ibu dan anak
Khususnya bagi guru dan orangtua
tidak maksimal,” paparnya.
sebagaimana yang terjadi pada 2013
di pedesaan bahkan di perkotaan.
Dengan semakin meningkatnya lalu.
Dalam suatu seminar di
kasus kekerasan seksual pada anak, “Celakanya, Kurikulum 2013
Universitas Indonesia beberapa
termasuk persoalan pergaulan yang baru saja dirilis pemerintah
waktu lalu, dia mencontohkan, bebas, pengajaran kespro secara sama sekali tidak menyiapkan
untuk mengajar kespro atau tepat oleh orang yang kompeten materi khusus terkait dengan
setidaknya ilmu biologi, kebanyakan sudah menjadi keharusan. Sebab, kespro secara khusus. Kementerian
guru masih tersipu malu bila menurut data Riset Kesehatan Pendidikan dan Kebudayaan
menyebutkan alat reproduksi Dasar (Riskesdas) 2013, tercatat
(Kemendikbud) memutuskan
manusia, seperti payudara, penis
2,6 persen perempuan di Indonesia materi kespro diintegrasikank
atau vagina. Imbasnya, ilmu yang
menikah di bawah umur 15 tahun dengan mata pelajaran lain yang
mereka jelaskan tidak bisa dicerna
dan 23,9 persen lainnya menikah
dianggap terkait. Imbasnya,
34
Media Jaya l Nomor 04 Tahun 2014