Page 24 - media_jaya_04_2014
P. 24
ekonomi
DKI Jakarta Inlasi 0.40 Persen
di Oktober 2014
Bulan Oktober 2014, Inlasi yang terjadi pada
pembantu RT (0,0052 persen);
harga-harga di DKI bulan Oktober 2014 disebabkan pepaya (0,0050 persen); pasta gigi
naiknya harga-harga pada kelompok (0,0046 persen); lada/merica dan
Jakarta mengalami
perumahan, air, listrik, gas &
buncis masing-masing (0,0044
inlasi 0,40 persen.
bahan bakar. Seluruh kelompok persen); dan pengharum/pelembut
Laju inlasi tahun 2014
pengeluaran mengalami kenaikan cucian (0,0039 persen).
mencapai 4,54 persen
indeks yaitu kelompok perumahan, Pada bulan Oktober 2014,
air, listrik, gas & bahan bakar 1,10 dari 82 kota yang diteliti 74 kota
dan laju inlasi dari
persen; kelompok kesehatan 0,84 mengalami inlasi. Kota yang
tahun ke tahun DKI
persen; kelompok bahan makanan mengalami inlasi tertinggi adalah
Jakarta mencapai 5,17
0,23 persen; kelompok transpor, kota Tual 2,18 persen dan kota yang
persen.
komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inlasi terendah adalah
0,17 persen; kelompok pendidikan, kota Mamuju 0,06 persen. Kota
rekreasi dan olah raga 0,12 persen; Jakarta menempati urutan ke 43
kelompok sandang 0,11 persen; dan dari seluruh kota yang mengalami
kelompok makanan jadi, minuman, inlasi
rokok & tembakau 0,07 persen.
Komoditi yang memberikan
sumbangan inlasi cukup
besar antara lain: tarif listrik
(0,1641persen); cabai merah
(0,1254 persen); bahan bakar
rumah tangga (0,0734 persen);
angkutan udara (0,0399 persen);
beras (0,0349 persen); tarif gunting
rambut pria (0,0197 persen);
kangkung (0,0144 persen); bayam
(0,0137 persen); buku tulis bergaris
(0,0098 persen); emas perhiasan
(0,0096 persen); cabai rawit
(0,0090 persen); sabun cream
detergen (0,0089 persen); semangka
(0,0075 persen); tarif gunting
rambut anak dan ikan kembung/
gembung masing-masing (0,0059
persen); shampo (0,0058 persen);
sewa rumah (0,0053 persen); upah
24
Media Jaya l Nomor 04 Tahun 2014